IMPLEMENTASI PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN DAS BERBASIS EKONOMI SIRKULER
Abstract
Ekonomi sirkular di Indonesia tercakup di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, di bawah Agenda Prioritas Nasional 1, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan, dan agenda Prioritas Nasional 6: membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim. Pada Prioritas Nasional 6, Ekonomi Sirkular berada dibawah payung Pembangunan Rendah Karbon (PRK) yang juga merupakan salah satu upaya untuk mencapai ekonomi hijau dengan menekankan kegiatannya yakni pengelolaan limbah, pembangunan energi berkelanjutan, dan pengembangan industri hijau. Salah satu komponen PRK adalah Pertanian ramah lingkungan, tidak sekedar untuk meningkatkan produksi tanaman, namun juga bertujuan agar lingkungan tetap sehat, baik pada skala lokal, regional, maupun global. Tidak sekedar untuk mempertahankan produksi pangan, pakan, serat, kayu bakar, mengendalikan erosi, hama, penyakit dan gulma, namun juga bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mempertahankan siklus hidrologi serta keanekaragaman hayati. Daerah Aliran Sungai (DAS) berperan penting sebagai daerah tangkapan air yang memiliki peran penting menyediakan kebutuhan air bagi manusia. Bahaya erosi, longsor, hilangnya sumber daya air, dan kesuburan tanah merupakan bahaya dari tidak dikelolanya DAS. Konservasi tanah pada daerah pegunungan di hulu DAS mutlak dilakukan untuk menjamin keberlanjutan produktivitas lahan. Salah satu upaya pengelolaan DAS adalah dengan praktik pertanian ramah lingkungan dengan sistem agroforestri. Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri merupakan daerah yang terletak di bagian atas sub DAS Bengawan Solo Hulu. Upaya yang dilakukan adalah penamanam tanaman MPTS (multi purpose tree species) yang sesuai untuk kegiatan rehabilitasi pada lahan hutan rakyat. Selain bermanfaat secara ekologi, penanaman tanaman MPTS juga akan memberikan manfaat secara ekonomi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pendampingan kegiatan rehabilitasi dengan pola agroforestri menggunakan jenis-jenis tanaman prospektif secara ekologi maupun ekonomi dalam mendukung kelestarian. Metode pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah metode participatory rapid appraisal (PRA). Melalui pendekatan ini, masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program. Dalam bentuk Participatory Planning yang disertai penganggaran, implementasi, serta monitoring. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan pemahaman terkait perencanaan, penganggaran, serta implementasi dari masyarakat terkait konservasi daerah hulu DAS dengan penanaman tanaman MPTS.