Grey Water dan Air Banjir Layak Pakai sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih

    Hardo Wahyudi, Nurleila Jum’ati, Fitroh Abdul Khanif, Ihwan Andrianto, Miranda Dwi Pramitha, Nur Aini Azizah,

Abstract

Kekeringan di sejumlah desa atau kecamatan di wilayah Kabupaten Gresik terus meluas. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik memetakan 39 desa di tujuh kecamatan yang terserang efek kekeringan akibat kemarau panjang. Desa Bulang Kulon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Desa tersebut merupakan desa terapung banjir karena desa sekitar yang mengelilinggi desa tersebut terdampak banjir musiman dari aliran sungai Lamong sehingga daerah tersebut merupakan daerah terisolasi. Disis lain pada saat musim kemarau desa tersebut mengalami kesulitan air bersih, sedangkan limbah air rumah tangga (grey water) masyarakat Desa Bulang Kulon belum terkelola dengan baik. Hal tersebut terjadi karena pada saat musim kemarau masyarakat membuang secara percuma limbah air rumah tangga dengan membuat aliran pembuangan disekitar rumah sehingga menimbulkan genangan-genangan air. Melalui pemberdayan yang dilakukan pendampingan yang bertujuan untuk menangani permasalah pencemaran lingkungan, kelangkaan air bersih dan mengolah air banjir menjadi bermanfaat bagi warga. Solusi tersebut diharapkan mampu mengimbangi kebutuhan yang ada di desa tersebut khususnya untuk air, baik pada masyarakat dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan ini adalah FGD (Focus Group Discussion), sosialisasi, praktek, dan membentuk komunitas. Hasil yang diukur berdasarkan indikator tingkat pegetahuan, sikap dan tindakan yang dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (post test) prosentase peningkatan sebesar 33%. Hasil pembahasan data menunjukkan bahwa program pengabdian yang diaplikasikan di Desa Bulang Kulon Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik cukup efektif dalam mencapai tujuan.

Keywords: Kekeringan, IPAL,Air Layak Pakai, Komunitas
Full Text:
Section
Teknologi Tepat Guna