Skrining Kanker Serviks Pada Wanita Dengan Faktor Risiko Di Kota Mataram
Abstract
Tingginya insidensi dan mortalitas kanker serviks di Indonesia, termasuk di antaranya provinsi NTB, menunjukkan pentingnya program pencegahan dan kontrol atau pengawasan terhadap kanker serviks. Salah satu program pencegahan dan kontrol kanker serviks yang dapat dilakukan adalah pencegahan sekunder dengan melakukan skrining dan terapi. Skrining ini bertujuan untuk mencari adanya lesi prekanker atau kanker serviks pada wanita berisiko, yang umumnya tidak menunjukkan gejala apapun. Salah satu alternatif metode sederhana yang dapat dilakukan adalah tes sitologi konvensional Pap smear. Tes ini menggunakan instrumen untuk mengambil sampel endoserviks dan ektoserviks dan mendeteksi adanya lesi prekanker dan kanker serviks, sehingga dapat diterapi sedini mungkin. Kegiatan pengabdian ini merupakan wujud implementasi kepedulian dan pelaksanaan atas himbauan Menteri Kesehatan untuk mendukung upaya Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) oleh FK Universitas Mataram dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Mataram, khususnya di wilayah NTB. Skrining kanker serviks dilakukan terhadap 30 partisipan di Kota Mataram. Hasil pemeriksaan papsmear menunjukkan bahwa 1 partisipan (10%) memiliki lesi displasia berat dan disarankan untuk melalukan pemeriksaan lebih lanjut dengan open biopsi, serta 2 partisipan dengan lesi ASCUS dan disarankan untuk pemeriksaan papsmear ulang setelah 3 bulan. Kota Mataram merupakan lokasi pertama yang dipilih pada kegiatan skrining ini, dari serangkaian kegiatan skrining yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan di Provinsi NTB, yang meliputi 10 Kabupaten dan Kota yang terdapat di pulau Lombok dan Sumbawa.