Pembuatan Pupuk Organik sebagai Wujud Integrasi Ternak- Tanaman dalam Pemberdayaan Masyarakat

    Mujiyo, Sumarno, Suryono, Khalyfah Hasanah, Suminah, Bambang Hendro Sunarminto,

Abstract

Pembuatan pupuk organik menjadi bagian dari integrasi ternak-tanaman sebagai wujud pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan usaha di sektor pertanian. Pupuk organik yang dibuat dengan memanfaatkan bahan dari kotoran ternak dan limbah pertanian akan mengurangi pencemaran lingkungan akibat menumpuknya bahan-bahan tersebut. Hal ini juga untuk mewujudkan pertanian terpadu dan berkelanjutan,
serta memberikan nilai tambah bagi pendapatan petani. Kegiatan dilakukan bersama 3 mitra di tiga lokasi yang berbeda yaitu Mitra 1 Kelompok Tani “TANI MAKMUR’ di Kabupaten Boyolali, Mitra 2 UKM Tanaman Hias “BEJO AGROFARM” di Kabupaten Karanganyar, dan Mitra 3 Kelompok Tani “TANI ASLI” di Kabupaten Sukoharjo. Lingkup kegiatan meliputi penyampaian materi mengenai macam bahan dan tata cara pembuatan pupuk organik dan kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatannya. Bahan pembuatan pupuk organik menyesuaikan dengan ketersediaan spesifik di masing-masing mitra, sedangkan tata cara pembuatan diseragamkan untuk ketiga mitra. Indikator keberhasilan kegiatan adalah kualitas pupuk organik yang dihasilkan melalui analisis sampel di laboratorium dengan parameter kadar air, N total, P2O5, K2O, C-organik, C/N rasio dan pH. Penilaian kualitas berdasarkan standar baku pupuk organik di Indonesia. Pupuk organik yang dihasilkan oleh UKM Tanaman Hias “BEJO AGROFARM” mempunyai kualitas paling baik di antara ketigannya, kadar air 25,14%, N total 2,3%, P2O5 1,48%, K2O 2,68, C-organik 27,24%, dan pH 8,22 sudah memenuhi standar, sementara itu C/N rasio 11,79% di bawah standar. Pupuk organik dari Kelompok Tani “TANI MAKMUR” dan “TANI ASLI” untuk parameter N total + P2O5 + K2O masingmasing 3,80% dan 3,68% di bawah standar, demikian juga parameter C/N rasio masing-masing 13,14 dan 14,81 di bawah standar. Parameter kadar air (23,14% dan 22,64%), C-organik (20,23% dan 18,36%) dan pH (8,46 dan 8,17) masing-masing dari kedua kelompok tani tersebut sudah memenuhi standar. Secara umum pupuk organik yang dihasilkan dari ketiga mitra sudah berkualitas cukup baik. Upaya untuk memperbaiki kualitas hasil pupuk organik perlu dilakukan untuk memenuhi standar agar pada saat diaplikasikan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang optimal. Upaya tersebut juga dalam rangka memenuhi standar produk yang dapat diterima oleh ketentuan pangsa pasar. Pemilihan bahan-bahan tertentu untuk menurunkan atau meningkatkan parameter tertentu dapat dilakukan agar standar kualitas pupuk organik dapat terpenuhi.

Keywords: Pemberdayaan petani, spesifik lokasi, pupuk organik
Full Text:
Section
Teknologi Tepat Guna