Pembuatan Batako Berbahan Aditif Limbah Fly Ash Batu Bara di Desa Jago Kabupaten Lombok Tengah

    Siti Raudhatul Kamali, Surya Hadi, Nurul Ismillayli, Saprini Hamdiani, Iwan Sumarlan,

Abstract

Fly ash atau abu layang merupakan suatu hasil samping yang diperoleh dari sisa pembakaran batubara. Fly ash umumnya diperoleh pada aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), aktivitas oven tembakau, dan lain-lain.

Permasalahan mitra pada kegiatan ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya masyarakat di Desa Jago Kabupaten Lombok tengah, tentang pemanfaatan Fly ash pada pembuatan batako. produksi batako di Desa Jago menggunakan metode konvensional menggunakan bahan dasar pasir, semen, dan air. Kualitas batako atau tingkat kekuatan batako yang masih rendah disebabkan oleh jumlah semen yang digunakan. Oleh Sebab itu dibutuhkan metode yang bisa meningkatkan mutu batako namun biaya produksi relatif murah. Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah penambahan bahan aditif berupa limbah fly ash sisa hasil pembakaran batu bara.

Kegiatan pengabdian ini diawali dengan survey lokasi terhadap kelompok tani Tunas Harapan, dimana salah satu aktivitas dari kelompok tani ini adalah pembuatan batako. Fly ash dipilih menjadi salah satu bahan aditif pada pembuatan batako karena minimnya pengetahuan tentang pemanfaatan limbah fly ash. Kegiatan selanjutnya adalah sosialisasi dan diskusi tentang limbah fly ash dan pemanfaatannya pada pembuatan batako. Untuk meningkatkan pemahaman mitra dilakukan pelatihan langsung pembuatan batako dari limbah fly ash batu bara. Kegiatan ini berjalan lancar, dimana peserta pelatihan cukup antusias dan aktif mengikuti kegiatan karena pelatihan ini memberikan pengetahuan baru mengenai cara pembuatan batako dengan memafaatkan limbah sisa pembakaran batu bara yang tidak termanfaatkan ntuk menghasilkan batako dengan kualitas lebih baik atau batako yag lebih kuat jika dibandingkan tanpa menggunakan fly ash.

Full Text:
Section
Teknologi Tepat Guna